Bagaimana Prediksi Harga Bitcoin 2022

JakartaBagaimana Prediksi Harga Bitcoin 2022 - Bitcoin merupakan aset digital dengan harga yang fluktuatif. Banyak hal yang mempengaruhi fluktuasi harga bitcoin ini. 

Prediksi Harga Bitcoin 2022


Seperti perdagangan komoditi lainnya, pergerakan harga bitcoin ditentukan oleh kekuatan pasar. Setiap harinya pergerakan harga bitcoin rata-rata berkisar 1-5%, bahkan harga bitcoin bisa naik berkali-kali lipat atau sebaliknya turun hingga titik terendah hanya dalam semalam.

Prediksi Harga Bitcoin 2022

Harga bitcoin hari ini tidak dapat dijadikan tolak ukur pasti untuk harga bitcoin kedepannya. Ada banyak faktor yang patut diperhitungkan untuk memprediksi harga bitcoin. Analisis secara teknikal dan fundamental masih sangat berpengaruh untuk trading atau investasi bitcoin ini.

Berita positif dan negatif mengenai bitcoin masih menjadi faktor dominan untuk pergerakan harga bitcoin setiap harinya. Hal ini dikarenakan blockchain dan bitcoin masih tergolong teknologi baru yang adopsinya belum begitu luas.

Prediksi harga Bitcoin 2022 berpotensi cukup besar untuk menembus ATH November 2021, US$69 ribu per BTC. Mampukah kripto nomor wahid ini? Pada time frame 4 jam, berpotensi munculnya Golden Cross (MA50/MA200) pada 9 Februari 2022 nanti.

Harga mata uang kripto Bitcoin cukup mengkhawatirkan pada awal tahun 2022. Saat ini, harganya berada pada kisaran US$36 ribu ketika sebelumnya pernah berada pada titik puncak di angka US$69 ribu tahun lalu. 

Kemerosotan Bitcoin (BTC) telah diduga sejak akhir tahun 2021 ketika merosot di angka US$42 ribu, hampir sama dengan awal Januari 2022 yang juga berkisar di angka tersebut.

Penurunan nilai Bitcoin ini terus diperhatikan oleh masyarakat dan berbagai ahli yang turut ambil bagian dalam investasi kripto.

Beberapa mengatakan bahwa fenomena ini sangat disayangkan meskipun mereka tidak khawatir dengan masa depan Bitcoin yang masih cerah.

Akan tetapi, saat ini Bitcoin memang tidak bisa dijadikan sebagai aset investasi untuk jangka pendek, mengingat kemerosotannya yang terus terjadi dari hari ke hari.

Kemerosotan Bitcoin dan Kebijakan The Fed

Kemerosotan Bitcoin dinilai bukan tanpa sebab. Hal ini berkaitan dengan kebijakan The Fed, bank sentral Amerika Serikat, yang sedang mengurangi peredaran Dolar AS untuk mengurangi inflasi yang mencapai 7 persen secara year-on-year per Desember 2021 lalu.

Kebijakan mengurangi jumlah Dolar di pasar dinamakan sebagai tapering.

Kebijakan tapering yang ditempuh AS juga menjadi kebalikan dari kondisi tahun 2020 ketika ekonomi anjlok akibat pandemi Covid-19. Saat itu, bank sentral AS, The Fed, menambah peredaran dolar AS untuk menaikkan jumlah investasi yang kemudian berimbas pada pasar investasi kripto.

Kini, kebijakan tapering dilakukan dengan membatasi peredaran dolar AS dan menaikkan suku bunga supaya nilai tukar Dolar di pasar menjadi semakin kuat. 

Tapering dapat dilakukan dengan cara mengurangi sekuritas bernilai hipotek, termasuk jumlah belanja surat utang (obligasi) pemerintah AS. Kabarnya, tapering akan dilaksanakan tiga-empat kali pada 2022. Itulah yang menyebabkan harga Bitcoin dan beberapa mata uang kripto lainnya anjlok.

Tapering dilakukan guna merespons inflasi AS yang mencapai 7% pada Desember 2021. Inflasi tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak 1982. Bahkan, persoalan serius ini sampai membuat FOMC (Federal Open Market Committee) mengadakan pertemuan pada 25-26 Januari 2022.

Pertemuan tersebut membahas mengenai kenaikan nilai suku bunga yang akan ditetapkan The Fed. Perkiraannya, suku bunga akan dinaikkan mulai dari 0,25%-1% pada akhir tahun 2022.

Prediksi Fundamental Harga Bitcoin Tahun 2022

Meski sedang mengalami kemerosotan, prediksi Bitcoin sebagai investasi jangka panjang diperkirakan masih sangat aman, mengingat fenomena ini juga dipengaruhi oleh kebijakan The Fed yang sedang mengurangi peredaran Dolar AS di pasar.

Mengutip Triv, terdapat beberapa alasan mengapa Bitcoin masih berada pada kisaran yang aman. Pertama, nilai Bitcoin pernah dijadikan acuan dalam Bitcoin berjangka di Chicago Mercantile Exchange (CME) pada 2017. 

CME adalah bursa berjangka terbesar nomor dua di Amerika Serikat yang telah berdiri sejak 1874. Penobatan tersebut menjadi poin penting karena menganggap kripto memiliki masa depan dan basis teknologi yang lebih baik daripada keuangan konvensional.

Alasan kedua yang membuat Bitcoin masih tetap aman untuk dijadikan aset investasi adalah karena mata uang sangat langka ini dibeli dalam jumlah yang sangat besar oleh berbagai individu maupun perusahaan, seperti Tesla dan MicroStrategy.

Sedangkan alasan ketiga adalah Bitcoin masuk dalam pasar terbesar di Amerika Serikat, yakni ETF, pada pertengahan 2021.

Hal ini semakin memperkuat potensi investasi dengan mata uang kripto. Selain itu, fenomena masuknya Bitcoin ETF juga menjadi sinyal positif terkait korelasi antara pasar kripto dengan pasar modal.

Keempat, nilai Bitcoin akan dipengaruhi fenomena penerbitan Dolar digital USDT (Theter) yang kabarnya akan langsung terhubung ke sistem Blockchain Bitcoin lewat Lightning Network. Berita tersebut tentu menjadi angin segar di tengah merosotnya Bitcoin pada awal tahun 2022.

Pada akhirnya, kita tidak bisa memungkiri bahwa nilai tukar Bitcoin sedang mengalami kemerosotan yang mengerikan pada awal tahun 2022. Bahkan, fenomena tersebut sudah bisa dirasakan sejak akhir tahun 2021. 

Akan tetapi, kemerosotan Bitcoin juga diiringi dengan turunnya harga mata uang kripto lainnya akibat mendapat pengaruh dari kebijakan The Fed, bank sentral Amerika Serikat, yang sedang mengurangi peredaran Dolar AS di pasar.

Bitcoin tetap memiliki masa depan yang baik bagi orang-orang yang berpikir jangka panjang, khususnya jika melihat pelemahan dolar AS di masa depan, akibat langkah dedolarisasi oleh banyak negara.

Pun sejauh ini, secara teknikal pada time frame harian, garis RSI sudah menyentuh pada titik terkekstrem oversold (jenuh beli) dan memantul di atas plot 40. Itu sebagai penanda kuat bahwa aksi akumulasi sedang berlangsung, walaupun masih ada ruang di time frame mingguan untuk masuk ke plot 30.

Hal lainnya, pada time frame 4 jam, berpotensi munculnya Golden Cross (MA50/MA200) pada 9 Februari 2022 nanti.

Harga bitcoin di Indonesia

Harga bitcoin di Indonesia masih ditentukan oleh market luar. Indonesia merupakan negara follower. Jadi, biasanya pergerakan harga bitcoin di market luar akan diikuti oleh pergerakan harga bitcoin di Indonesia.

Anda bisa memantau data real-time dari price ticker untuk mengetahui perkembangan harga bitcoin di market-market bitcoin internasional.

Prediksi harga bitcoin hari ini

Walaupun harga bitcoin tidak dapat diprediksi dengan pasti, beberapa situs seperti Tradingview.com menyediakan beberapa tools (real-time chart, market data, economic calendar, price ticker, fundamental data, technical analysis, dll) yang bisa Anda pertimbangkan untuk digunakan menganalisis harga bitcoin.

Apa penyebab harga bitcoin naik?

Banyak faktor yang menjadi penyebab harga bitcoin atau harga cryptocurrency lainnya naik. Kebanyakan merupakan karena berita-berita positif, seperti adopsi blockchain yang dilakukan oleh instansi ternama, pernyataan positif oleh suatu pemerintahan, dll.

Apa penyebab harga bitcoin turun?

Sama halnya dengan penyebab harga bitcoin naik, penyebab harga bitcoin turun juga masih dominan karena berita-berita negatif seputar bitcoin, seperti pembobolan exchange market, kendala regulasi, dll.

Bagaimana cara mengetahui pergerakan harga bitcoin hari ini?

Anda harus belajar menganalisa pergerakan harga bitcoin dengan analisis teknikal (berdasarkan volume, data, chart, dll dalam periode tertentu), dan analisis fundamental (berdasarkan informasi ekonomi dari bitcoin tersebut, seperti isu yang berkembang, kalender ekonomi, dll).

Disarankan untuk tidak mengikuti group-group yang menawarkan informasi pump-dump harga cryptocurrency. Lakukan analisa sendiri, uang Anda adalah tanggung jawab Anda.

Ditulis oleh: Pada :
Label : Bisnis
Comments
0 Comments

Post a Comment